 |
satuspirit.my.id - Haul Akbar ke-235 Eyang Dalem Haji Kaputihan Lemah Suci, yang dirangkaikan dengan Hajat Lembur Cihanjuang, berlangsung khidmat dan penuh makna di Nagara Tengah, Desa Cibaligo, Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan sakral ini dipadati ratusan jamaah dan peziarah yang datang tidak hanya dari wilayah setempat, tetapi juga dari berbagai daerah di luar Bandung Barat.
Sejak pagi hari, kawasan Lemah Suci Nagara Tengah telah dipersiapkan dengan matang oleh panitia yang dibina langsung oleh pemerintah desa. Penataan lokasi, pengaturan jamaah, hingga alur acara berlangsung tertib dan rapi, menciptakan suasana yang tenang dan nyaman bagi seluruh hadirin.
Rangkaian acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan dengan pengingatan akan jasa dan peran besar Almarhum Eyang Dalem Haji Kaputihan, sosok yang diyakini sebagai wali dan penyebar agama Islam di wilayah sekitar Bandung Barat. Puncak acara haul ditandai dengan doa bersama, yang diikuti dengan penuh kekhusyukan oleh para jamaah.
Keteraturan dan ketertiban selama pelaksanaan haul menjadi salah satu sorotan utama. Banyak pengunjung mengapresiasi suasana yang kondusif, hening, dan sarat nilai spiritual, selaras dengan makna haul sebagai momentum refleksi dan penghormatan kepada para leluhur.
 |
Acara ini juga diperkaya dengan tausiah keagamaan yang disampaikan oleh KH Muhammad Ubailah. Dalam tausiahnya, ia menekankan pentingnya menjaga silaturahmi, menghormati leluhur, serta mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
“Kehidupan kita tidak akan lengkap tanpa mengenang jasa para leluhur yang telah meletakkan fondasi bagi generasi hari ini. Haul ini bukan sekadar mengenang, tetapi juga menjadi momentum memperkuat persaudaraan dan meningkatkan keimanan,” tutur KH Muhammad Ubailah.
Antusiasme warga terlihat dari kehadiran masyarakat serta keluarga besar Almarhum Eyang Dalem Haji Kaputihan yang datang dari berbagai daerah. Kehadiran mereka menjadi bukti kuat bahwa ikatan kekeluargaan dan nilai tradisi masih terjaga, meski terpisah oleh jarak dan waktu.
Pernyataan Kepala Desa Cihanjuang
Kepala Desa Cihanjuang menegaskan bahwa haul akbar ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang memiliki nilai sejarah dan spiritual yang sangat kuat bagi masyarakat desa.
“Kegiatan ini dilaksanakan satu tahun sekali. Di Desa Cihanjuang dulu ada seorang wali, tokoh penyebar agama Islam di wilayah sekitar. Haul ini menjadi cara kami mengenang jasa beliau dan para orang tua terdahulu yang telah berjuang membangun desa,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa pelaksanaan haul ini berangkat dari sejarah panjang yang telah berlangsung ratusan tahun.
“Kalau ditarik dari sejarahnya, kurang lebih sejak tahun 1790. Dari hitungan itulah sekarang masuk ke haul ke-235. Setiap tahun, insyaallah, kita teruskan tradisi ini untuk mendoakan para pendahulu agar jasa dan manfaat perjuangan mereka tetap bisa dirasakan oleh kita semua,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia berharap kegiatan haul tidak hanya menjadi agenda seremonial, tetapi juga menjadi sarana pendidikan sejarah dan penguatan kebersamaan masyarakat.
“Harapan kami ke depan, masyarakat jangan melupakan jasa-jasa orang tua dulu, apalagi beliau seorang wali. Haul ini menjadi pengingat agar kita menghormati perjuangan mereka, mempererat silaturahmi, dan menjaga nilai-nilai keagamaan serta kebersamaan di tengah masyarakat Desa Cihanjuang,” pungkasnya.
Haul Akbar ke-235 Eyang Dalem Haji Kaputihan ini diharapkan dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan setiap tahunnya. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, kegiatan ini juga menjadi ruang spiritual dan sosial untuk meneguhkan nilai kebersamaan, memperkuat persaudaraan, serta meningkatkan kualitas keimanan masyarakat Cihanjuang dan sekitarnya.
Social Media