BLANTERORIONv101

Kolam Ikan BUMDes Mukapayung Hancur Diterjang Banjir, Desa Harap Perhatian Pemda

22 Desember 2025



satuspirit.my.id - Bandung Barat. 22 Desember 2025. Banjir bandang menerjang Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, pada awal bulan Desember 2025. Peristiwa alam yang terjadi akibat hujan deras dengan intensitas tinggi itu mengakibatkan kerusakan serius pada sejumlah sektor produktif warga, termasuk usaha perikanan milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mukapayung yang menjadi bagian dari program ketahanan pangan desa.

Kepala Desa Mukapayung, Firman Supianto, menjelaskan bahwa hujan lebat mulai turun sekitar pukul 13.00 WIB. Sekitar satu setengah jam kemudian, banjir bandang datang dari aliran Sungai Cibitung Curugan dan meluap ke kawasan permukiman serta lahan usaha warga.

“Sekitar pukul 14.30 WIB banjir bandang terjadi. Dampaknya cukup luas, mulai dari persawahan, kebun warga, tempat wisata, hingga unit usaha BUMDes ikut terdampak,” ujar Firman saat diwawancarai.

BUMDes Desa Mukapayung selama ini mengelola usaha budidaya ikan emas dan ikan nila dengan sistem kolam darat. Usaha tersebut dibiayai dari alokasi 20 persen Dana Desa untuk program ketahanan pangan, dengan nilai anggaran mencapai sekitar Rp320 juta. Namun, lokasi kolam yang berada tidak jauh dari sungai membuat seluruh fasilitas perikanan tak mampu bertahan saat banjir bandang melanda.

“Seluruh kolam tersapu habis karena berada dekat aliran sungai,” kata Firman.


Padahal, BUMDes Mukapayung tengah bersiap melaksanakan panen kedua yang dijadwalkan dua pekan ke depan. Dari estimasi pengelola, hasil panen diperkirakan mencapai sekitar 9 ton ikan. Dengan harga pasar rata-rata Rp20.000 per kilogram, potensi nilai panen mencapai sekitar Rp180 juta. Jika panen dilakukan menjelang akhir tahun, nilai kerugian diperkirakan bisa melampaui Rp200 juta.

Selain potensi hasil panen yang hilang, kerugian juga mencakup bibit ikan serta pakan yang hanyut terbawa arus. Total kerugian awal ditaksir mencapai sekitar Rp120 juta.

Meski demikian, Firman menyebutkan bahwa pascabencana, kelompok pengelola BUMDes telah melakukan pembersihan kolam dari material pasir dan lumpur. Upaya pemulihan awal juga mendapat dukungan dari mitra kerja sama.

“Untuk sementara, pemilik tempat wisata yang sebelumnya bekerja sama dengan BUMDes bersedia membantu menyediakan bibit ikan agar kolam tidak dibiarkan kosong,” ungkapnya.

Firman menegaskan bahwa banjir bandang di Desa Mukapayung bukanlah kejadian baru. Desa tersebut berada di wilayah hilir Sungai Cibitung Curugan, sementara wilayah hulunya meliputi kawasan Bandung Induk serta beberapa desa di sekitarnya. Menurutnya, banjir bandang kerap terjadi secara periodik setiap beberapa tahun.

“Kami berharap perhatian pemerintah tidak hanya terfokus di hilir, tetapi juga pada penanganan wilayah hulu sungai,” ujarnya.

Pemerintah Desa Mukapayung berharap adanya arahan, pendampingan, serta dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bandung Barat untuk membantu pemulihan usaha desa. Musibah ini dinilai sebagai force majeure atau kejadian di luar kendali manusia, yang memerlukan penanganan lintas sektor dan solusi jangka panjang agar program ketahanan pangan desa tetap berkelanjutan.

Komentar