BLANTERORIONv101

Gaya Hidup Remaja 17–25 Tahun: Antara Hedonisme, Gengsi, dan Tantangan Moral

11 September 2025

remaja 17-25 tahun gaya hidup

Ilustrasi remaja Indonesia, sebelah kiri sekelompok remaja nongkrong dengan latar senja,sebelah kanan seorang remaja duduk tenang membaca buku sendirian di dalam ruangan.



Satuspirit.my.id – Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi saat ini membawa pengaruh besar terhadap pola pikir serta perilaku remaja, khususnya generasi milenial dan generasi Z di Indonesia. Remaja berusia 17 hingga 25 tahun berada dalam fase pencarian jati diri, namun tidak sedikit dari mereka yang terjebak pada gaya hidup yang jauh dari nilai moral maupun realitas ekonomi keluarganya.

Media sosial menjadi salah satu faktor utama pembentuk pola gaya hidup remaja saat ini. Apa yang viral, apa yang tampak mewah, itulah yang dianggap keren. Tidak sedikit remaja rela memaksakan diri demi terlihat gaul, bahkan jika harus hidup di luar batas kemampuan ekonominya.

Fenomena lain yang muncul adalah individualisme dan ego yang lebih dominan. Banyak remaja lebih mementingkan kesenangan pribadi ketimbang kebersamaan. Nilai-nilai penghormatan terhadap orang yang lebih tua pun perlahan memudar, seiring dengan derasnya arus globalisasi.

Selain individualistis, ada pula kecenderungan remaja yang menjauh dari nilai agama dan menganggap ajaran moral sebagai sesuatu yang kuno. Padahal, pondasi agama dan etika sosial seharusnya menjadi dasar dalam menghadapi perubahan zaman.

Kehidupan hura-hura, nongkrong, hingga pesta tanpa arah seolah menjadi simbol gaya hidup modern, meskipun sering kali tidak sepadan dengan kondisi nyata mereka.

Salah satu kisah nyata datang dari Maya Cantika, seorang remaja yang pernah terjebak dalam pusaran gaya hidup hedon.

Saat bertemu redaksi, gadis 19 tahun ini, mengatakan, karena pergaulan keadaan ini tidak bisa dihindari.

“Sebetulnya dalam hati saya kurang sreg. Tapi karena teman-teman saya juga begitu, berusaha tampil seperti orang mampu, ya saya pun ikut. Terpaksa hidup seperti ini, walau sebenarnya bukan yang saya butuhkan,” ungkap Maya.

Pengakuan Maya menggambarkan realita banyak remaja saat ini: hidup demi gengsi dan meniru tren media sosial, meskipun akhirnya menyadari bahwa semua itu hanyalah semu.

"kuncinya jangan salah pergaulan kalau un itu terjadi kita harus bisa mengontrol diri. Saat sedang hepi-hepi batin saya meronta kenapa karena kalau ingat keadaan saya engga pantas beda lagi dengan orang yag kelasnya serba ada," tandasnya.

Berbeda dengan Maya, ada pula remaja yang mampu menahan diri dari arus gaya hidup semu. Salah satunya adalah Rudy Fahlahan, seorang generasi Z dari keluarga berada.

“Sebetulnya saya bisa saja hidup mewah. Orang tua saya mampu. Tapi saya lebih memilih hidup sederhana, bergaul dengan teman sebaya, dan merasakan kehidupan yang nyata. Saya tidak mau hanya meniru tren media sosial,” tutur Rudy.

Rudy menambahkan bahwa ia tetap berteman dengan siapa saja, termasuk mereka yang hidup hedon, namun ia memilih dengan bijak siapa yang benar-benar bisa menjadi sahabat dan tempat berbagi.

“Saya ingin satu frekuensi dengan teman-teman saya. Saya ingin menyadarkan mereka bahwa hidup sederhana lebih baik, ingat perjuangan orang tua yang banting tulang membesarkan kita. Jangan sampai kita tidak bersyukur,” tegasnya.

Sikap Rudy menjadi cermin bahwa generasi muda sejatinya bisa menentukan jalan hidupnya. Walaupun peluang untuk hidup glamor terbuka, ia memilih sederhana, membumi, dan tidak larut dalam arus pamer di dunia maya.

"Bagusnya jika diberi harta lebih mending di kasihkan kepada orang yang tidak mampu atau kaum dhuafa. kayanya itu lebih bermanfaat sekaligus merasakan kesulitan hidup orang lain," jelasnya.

Dari Redaksi

"Sudah saatnya generasi muda Indonesia lebih memilih hidup sederhana, bersyukur, dan berfokus pada dunia nyata, bukan sekadar pencitraan di dunia maya. Seperti Rudy Fahlahan, mari kita jadikan kesederhanaan sebagai kekuatan."

Baca juga : https://www.satuspirit.my.id/2025/08/fenomena-pergaulan-bebas-remaja-indonesia.html

Baca Juga : https://www.satuspirit.my.id/2025/09/5-cara-men%20jaga-semangat-seorang-montir.html

(*)



Komentar