BLANTERORIONv101

Salsa Erwina Hutagalung, Diaspora Indonesia di Denmark yang Jadi Influencer Perubahan Sosial

6 September 2025

salsa erwina influencer perubahan sosial
Salsa tak segan mengkritik keras DPR dan pemerintah Indonesia yang dianggapnya terlalu berlimpah fasilitas
satuspirit.my.id - Di tengah riuh rendah kehidupan politik Indonesia, muncul nama Salsa Erwina Hutagalung, seorang diaspora Indonesia yang kini tinggal di Denmark. Bukan sekadar diaspora biasa, Salsa menjelma menjadi sosok influencer perubahan sosial, menggunakan media sosial sebagai senjata untuk menyuarakan kebenaran.

Menurut pengamat gerakan sosial, influencer sejati adalah mereka yang mampu menggerakkan orang lain untuk bertindak, bukan hanya sekadar memamerkan gaya hidup. Salsa adalah contoh nyata dari definisi ini.

Salsa tak segan mengkritik keras DPR dan pemerintah Indonesia yang dianggapnya terlalu berlimpah fasilitas. Ia menyinggung berbagai hal, mulai dari dana puluhan juta untuk program tertentu, gaji fantastis para wakil rakyat, hingga tunjangan besar-besaran yang dinilai kontras dengan kondisi masyarakat di bawah garis kemiskinan.

Baca Juga : https://www.satuspirit.my.id/2025/08/fenomena-pergaulan-bebas-remaja-indonesia.html

Menurut Salsa, keberpihakan wakil rakyat seharusnya ditujukan untuk rakyat, bukan untuk memperkaya diri. Suaranya yang lantang membuatnya seolah menjadi “pembicara dari luar negeri” yang menggugah kesadaran publik di dalam negeri.

Gerakan yang disuarakan Salsa mengingatkan kembali pada demonstrasi mahasiswa tahun 1978, ketika kaum muda berani mengoreksi kebijakan pemerintah. Bedanya, kini Salsa melakukan itu dari luar negeri dengan menggunakan media sosial, sebuah cara baru dalam perjuangan demokrasi.

Media sosial menjadi “panggung virtual” bagi Salsa, dan dari sanalah ia berhasil menginspirasi banyak orang untuk berani bersuara dan melawan ketidakadilan.

Inspirasi untuk Generasi Muda

Gerakan perubahan Salsa mendapat respons dari banyak kalangan muda, salah satunya dari Tata Renggata, seorang aktivis muda, mengatakan, Ia adalah inspirasi bagi generasi sekarang.

“Saya sangat terinspirasi. Salut dengan keberanian Salsa Erwina Hutagalung. Semoga makin banyak orang seperti Salsa di Indonesia.”katanya.

Hal senanda dilontarkan juga oleh Dita Ariati. 

“Salsa adalah sosok cerdas, berani, dan orang di balik kesuksesan munculnya tuntutan 17+8. Ia membuktikan diaspora juga bisa punya peran besar.” tandasnya.

Baca Juga : https://www.satuspirit.my.id/2025/09/cari-gedung-siap-usaha-yang-strategis.html

Komentar-komentar ini menunjukkan bahwa Salsa bukan hanya seorang diaspora biasa, melainkan juga simbol keberanian generasi muda dalam menyuarakan kebenaran.

Meski jauh dari tanah air, Salsa Erwin Hutagalung membuktikan bahwa keberanian, kecerdasan, dan konsistensi dapat menjadikan seseorang sebagai influencer perubahan sosial. Ia menjadi inspirasi bahwa media sosial bisa digunakan bukan hanya untuk hiburan, tapi juga untuk mendorong perubahan yang lebih adil.

Profile

Salsa Erwina Hutagalung (lahir 23 Maret 1992) adalah seorang pembuat konten dan aktivis. Ia merupakan diaspora Indonesia yang menetap di Aarhus, Denmark. Ia dikenal melalui siniar pengembangan diri bertajuk "Jadi Dewasa 101".
Salsa menempuh pendidikan sarjana di jurusan Hubungan InternasionalUniversitas Gadjah Mada (UGM), dari 2010 hingga 2014. Selama masa studinya, ia terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi 2014 dan menyelesaikan studi dengan predikat lulusan terbaik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,81.
Selama ia kuliah, ia tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa English Debating Society (EDS) dan aktif dalam berbagai kompetisi debat. Pada 2012, ia menjadi bagian dari delegasi yang mencapai babak perempat final dalam sebuah kejuaraan debat antar-universitas bernama World Universities Debating Championship yang diselenggarakan di BerlinJerman.Pada 2014, ia menjadi juara pertama pada kompetisi debat The United Asian Debating Championship (UADC) untuk kategori English as Foreign language (EFL) di Nanyang Technological UniversitySingapura.
Salsa Erwina Hutagalung (photo wikipedia)
(*)

Komentar