BLANTERORIONv101

Istiqosah dan Tabligh Akbar Tutup Hari Pertama Milangkala ke-41 Desa Sukajaya, Warga Harapkan Desa yang Semakin Maju dan Penuh Berkah

20 Desember 2025

takbligh akbar desa sukajaya
Istigosah dan Takbligh akbar bagian dari perayaan milangkala Desa Sukajaya ke-41


Satuspirit.my.id - Usai rangkaian kegiatan siang hari dalam peringatan Milangkala ke-41 Desa Sukajaya, yang diisi dengan berbagai pertunjukan seni tradisional serta kegiatan sosial seperti sunatan massal dan santunan bagi anak yatim serta duafa, suasana perayaan berlanjut ke malam hari dengan nuansa yang religius.

Lapangan desa yang sebelumnya digunakan untuk beragam aktivitas, disulap menjadi tempat ibadah terbuka. Karpet digelar, lampu penerangan dinyalakan, dan sekitar 500 lebih warga Desa Sukajaya berkumpul untuk mengikuti Istiqosah dan Tabligh Akbar sebagai penutup hari pertama Milangkala ke-41.

Harapan dan Makna Istiqosah

Ketua MUI Desa Sukajaya, H. Undang Ubaidillah, menyampaikan bahwa Istiqosah bukan sekadar agenda seremonial, melainkan sarana bersama untuk memohon pertolongan dan keberkahan dari Allah SWT.

“Istiqosah itu hakikatnya adalah meminta dan berdoa. Kita memohon agar Sukajaya bukan hanya selamat, tapi juga diberkahi. Harapannya, sinergi antara ulama dan umaro terus terjalin, bergotong royong, berkolaborasi membangun desa bukan hanya dari sisi birokrasi, tetapi juga dari sisi religius,” ujarnya.

Ia menambahkan, antusiasme masyarakat yang tinggi dalam setiap kegiatan keagamaan menjadi bukti meningkatnya kesadaran spiritual warga Sukajaya. Menurutnya, budaya keagamaan seperti Istiqosah, peringatan Tahun Baru Islam, dan Muharraman sudah mengakar kuat di tengah masyarakat.

“Ketika banyak orang berkumpul dan berdoa bersama, insya Allah ada doa-doa yang diijabah. Itulah mengapa masyarakat begitu antusias, karena Istiqosah ini bukan hanya untuk keselamatan dunia, tetapi juga akhirat,” tambahnya.

istigosah

Kepala Desa: Pembangunan Harus Sejalan dengan Nilai Keagamaan

Sejalan dengan pernyataan Ketua MUI, Kepala Desa Sukajaya Asep Jembar Rahmat, menegaskan bahwa pembangunan desa harus berjalan beriringan dengan nilai-nilai keagamaan.

“Semoga melalui Istiqosah ini kita semua diberikan kesehatan, kelancaran, dan kesuksesan. Saya pribadi berharap, dalam memimpin Desa Sukajaya, bisa memberikan manfaat nyata bagi pembangunan desa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.

Ia menekankan bahwa kehidupan tidak bisa dilepaskan dari nilai spiritual. Aktivitas duniawi, menurutnya, harus selalu disambungkan dengan nilai keagamaan agar perjalanan hidup masyarakat Sukajaya senantiasa penuh keberkahan.

“Pada akhirnya kita semua akan kembali kepada pemilik hidup ini. Maka sudah sepatutnya setiap kegiatan, termasuk pembangunan desa, disambungkan dengan nilai keagamaan. Alhamdulillah, antusiasme warga Syukajaya sangat luar biasa dan terus meningkat setiap tahunnya,” katanya.

Lomba Tumpeng, Simbol Syukur Warga

Menambah semarak acara, Istiqosah dan Tabligh Akbar juga dirangkai dengan lomba tumpeng sebagai wujud rasa syukur atas kemajuan Desa Sukajaya. Sebanyak 15 RW turut ambil bagian dengan menampilkan kreasi tumpeng terbaik mereka.

Selain dinilai keindahannya, lomba tumpeng ini menjadi simbol kebersamaan, gotong royong, dan rasa syukur kolektif masyarakat terhadap perjalanan 41 tahun Desa Sukajaya.

Agenda Hari Kedua Milangkala

Rangkaian Milangkala ke-41 Desa Sukajaya akan berlanjut pada hari kedua dengan berbagai kegiatan yang bersifat hiburan dan kebersamaan masyarakat. Acara dimulai dengan senam massal, dilanjutkan gerak jalan, kemudian dilanjut hiburan elektone dengan irngan GSW Musik.

Sebagai penutup seluruh rangkaian Milangkala, malam hari, masyarakat akan disuguhkan pagelaran wayang golek bersama Giri Harja 3 Putra dengan dalang Yogaswara Sunandar Sunarya, yang diharapkan menjadi hiburan sekaligus sarana pelestarian budaya Sunda di tengah masyarakat.

(*)









Komentar