BLANTERORIONv101

Pendidikan Karakter di Tengah Arus Zaman, Paguyuban Pasundan Tekankan Sinergi dan Keteladanan

29 Desember 2026

 

Foto bersama peserta dan narasumber usai kegiatan Bimbingan Teknis Penguatan Pendidikan Karakter bagi Insan Pendidikan Kabupaten Bandung Barat yang digelar di Gedung B Kantor Bupati KBB, Senin (29/12/2025). Kegiatan ini menghadirkan Paguyuban Pasundan Jawa Barat bersama unsur pemerintah daerah sebagai upaya memperkuat pendidikan karakter di tengah tantangan era digital.

satuspirit.my.id - Bandung Barat – Di tengah derasnya arus media sosial dan perubahan perilaku generasi muda, penguatan karakter menjadi tantangan serius dunia pendidikan. Menjawab tantangan tersebut, Paguyuban Pasundan Jawa Barat menggelar Bimbingan Teknis Penguatan Karakter bagi Insan Pendidikan yang berlangsung di Gedung B Kantor Bupati Kabupaten Bandung Barat (KBB), Senin, 29 Desember 2025.

Kegiatan ini menjadi ruang diskusi dan refleksi bersama antara insan pendidikan, organisasi kemasyarakatan, dan pemerintah daerah dalam merumuskan langkah konkret membangun karakter generasi penerus Jawa Barat.

Acara tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Prof. Dr. Hj. Erni Rusyani, SE, MM, pengurus Paguyuban Pasundan Jawa Barat, Kepala Kesbangpol KBB Weda Wardiman, S.STP,.SI, serta Sekdis Pendidikan KBB  H.Rustiyana, S.Pd.,M.M, Hadir pula Ketua Paguyuban Pasundan KBB, H.Ernawan Natasaputra, yang memberikan pandangan strategis mengenai arah pendidikan karakter di era digital. 

Dalam sambutannya, Ketua Paguyuban Pasundan KBB, Ernawan Natasaputra menegaskan bahwa karakter generasi muda saat ini bersifat dinamis dan tidak bisa dilepaskan dari pengaruh media sosial serta perkembangan teknologi.

Menurutnya, pendekatan pendidikan karakter tidak lagi bisa dilakukan secara kaku dan konfrontatif, melainkan harus adaptif dan membimbing.

“Karakter itu sangat dinamis. Di era media sosial, kita tidak bisa berhadapan secara frontal. Yang penting adalah bagaimana generasi muda mampu memilah mana yang baik dan mana yang tidak,” ujar Ernawan.

Ia membandingkan situasi pendidikan masa lalu dengan kondisi saat ini. Jika dulu murid cenderung takut kepada guru, kini tantangan justru terletak pada membangun kedekatan, keteladanan, dan nilai-nilai moral di tengah kebebasan informasi.

“Dulu melihat guru saja sudah takut. Sekarang banyak anak-anak yang sebenarnya punya potensi dan karakter baik, tapi tantangannya jauh lebih besar. Kekhawatiran itu tetap ada,” katanya.

Ernawan menegaskan, sejak awal berdiri, Paguyuban Pasundan konsisten menjadikan pendidikan sebagai senjata utama untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan. Hingga kini, Paguyuban Pasundan mengelola lima perguruan tinggi dan sekitar 140 sekolah yang tersebar di berbagai wilayah.

“Misi Paguyuban Pasundan jelas: melawan kebodohan dan kemiskinan melalui pendidikan. Itu sebabnya kami terus berkomitmen membangun lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi,” tegasnya.

Ia berharap keberadaan Paguyuban Pasundan di Kabupaten Bandung Barat dapat semakin berkembang dan memberi dampak nyata bagi masyarakat, terutama melalui sinergi dengan pemerintah daerah.

“Apa yang bisa dilakukan Paguyuban Pasundan dan apa yang diprogramkan pemerintah harus selaras. Dengan kebersamaan, manfaatnya akan lebih terasa oleh masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Hj. Erni Rusyani, SE, MM menekankan bahwa penguatan karakter tidak boleh berhenti pada tataran wacana atau kegiatan seremonial semata. Menurutnya, nilai-nilai yang dibahas dalam kegiatan seperti ini harus benar-benar menyentuh peserta didik.

“Harapan kami, kegiatan seperti ini tidak hanya untuk pengurus atau insan pendidikan, tetapi juga bisa dirasakan manfaatnya oleh anak-anak sekolah,” kata Prof. Erni.

Ia menambahkan, Paguyuban Pasundan secara konsisten melakukan sosialisasi dan edukasi karakter sebagai bagian dari tanggung jawab moral organisasi terhadap masa depan generasi bangsa.

“Kami terus menyosialisasikan nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan. Ini bukan sekadar program, tetapi bagian dari ikhtiar membangun generasi yang berbudaya dan berakhlak,” ujarnya.

Sinergi untuk Generasi Jawa Barat yang Berkarakter


Melalui kegiatan ini, Paguyuban Pasundan menegaskan perannya sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun sumber daya manusia yang berkarakter, berbudaya, dan berdaya saing.

Penguatan karakter, menurut para narasumber, bukan hanya tanggung jawab sekolah, melainkan kerja bersama antara keluarga, masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan pemerintah.

Di tengah perubahan zaman yang begitu cepat, nilai-nilai budaya dan karakter lokal diharapkan tetap menjadi fondasi utama dalam membentuk generasi Jawa Barat yang cerdas, tangguh, dan berintegritas.

(*)

Komentar