Ringkasan Berita
DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung Barat menggelar refleksi akhir tahun 2025 dengan doa lintas agama, tabligh akbar, dan hiburan rakyat. Ketua DPC Tuti Turimayanti, menyoroti keprihatinan atas bencana nasional, pentingnya evaluasi perizinan, serta kewaspadaan terhadap potensi Sesar Lembang.
satuspirit.my.id - Menutup tahun 2025, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung Barat (KBB) menggelar refleksi akhir tahun yang dikemas dalam suasana religius dan inklusif. Kegiatan ini diisi dengan doa bersama lintas agama, tabligh akbar, serta hiburan rakyat, dan terbuka untuk masyarakat umum.
Refleksi akhir tahun ini tidak sekadar menjadi agenda seremonial. Momentum tersebut dimanfaatkan untuk menyampaikan keprihatinan atas berbagai bencana alam yang melanda Indonesia sepanjang 2025, termasuk banjir bandang di wilayah Aceh dan Sumatera, serta menguatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana di Bandung Barat.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung Barat, Tuti Turimayanti, SE., mengatakan bahwa doa lintas agama ini merupakan ikhtiar spiritual sekaligus bentuk kepedulian kemanusiaan di tengah kondisi cuaca yang semakin ekstrem.
“Bencana tidak pernah diharapkan oleh siapa pun. Menjelang akhir tahun ini, cuaca sangat ekstrem, bukan hanya di Jawa Barat, tapi hampir di seluruh Indonesia. Kami menyampaikan rasa prihatin dan empati kepada saudara-saudara kita di Sumatera, Aceh, dan daerah lain yang terdampak,” ujar Tuti.
Menurutnya, refleksi ini juga menjadi pengingat bahwa hubungan manusia dengan alam dan dengan Tuhan tidak bisa dipisahkan. Ia menyinggung pentingnya evaluasi kebijakan, khususnya terkait perizinan dan tata ruang di Jawa Barat.
“Saya ditugaskan di Komisi I Fraksi PDI Perjuangan Jawa Barat. Banyak perizinan yang memang harus dikoreksi, diperbaiki, bahkan direvisi. Ini bukan semata persoalan administrasi, tapi berkaitan dengan bagaimana kita menjaga alam sebagai bentuk tanggung jawab kepada Tuhan,” katanya.
![]() |
Dalam doa lintas agama tersebut, hadir lima tokoh agama dari berbagai latar belakang, mulai dari Islam, Kristen, Hindu, hingga aliran kepercayaan. Kehadiran lintas iman ini, menurut Tuti, menjadi simbol persatuan dan kebersamaan masyarakat Bandung Barat.
“Alhamdulillah, semua tokoh agama hadir dan memanjatkan doa. Harapannya, musibah tidak melanda Kabupaten Bandung Barat, apalagi kita juga sudah diingatkan oleh BMKG dan lembaga terkait tentang potensi Sesar Lembang,” lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa Bandung Barat merupakan wilayah resapan air yang sangat vital. Jika terjadi bencana besar seperti pergerakan Sesar Lembang, dampaknya tidak hanya dirasakan KBB, tetapi bisa meluas ke wilayah Bandung Raya, Purwakarta, Sumedang, hingga Subang.
“Merawat alam adalah bagian dari ikhtiar kita sebagai manusia. Selain berdoa, kita juga wajib menjaga lingkungan,” tegasnya.
Selain doa lintas agama, rangkaian acara refleksi akhir tahun ini juga diisi dengan tabligh akbar, hiburan musik dari penyanyi legend Coni dio, serta penampilan grup musik lokal. Suasana terasa akrab dan cair. Tidak hanya kader partai, masyarakat umum pun ikut menikmati acara.
Menariknya, dalam kegiatan ini juga digelar lelang lukisan Bung Karno, karya pelukis jalanan lokal. Menurut Tuti, lelang tersebut bukan soal nilai materi, melainkan simbol gotong royong dan apresiasi terhadap kreativitas masyarakat.
“Ini simbol kebersamaan. Ada potensi pelukis jalanan yang kita hargai karyanya, dan hasilnya menjadi kenang-kenangan bagi yang membeli,” pungkasnya.
Refleksi akhir tahun ini menjadi penutup 2025 yang sarat maknamengajak masyarakat untuk berdoa, menjaga persatuan, serta lebih peduli terhadap lingkungan dan sesama.
Kegiatan refleksi akhir tahun tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh dan kader PDI Perjuangan, di antaranya Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Bidang Pariwisata Hengky Kurniawan, Ketua Yayasan Putra Nasional Indonesia Pamriadi, serta tokoh lintas agama dan masyarakat Kabupaten Bandung Barat.
Informasi seputar olahraga Nasional, Jawa Barat dan Persib, kunjungi : https://sportsjabar.com/
(*)



Social Media