BLANTERORIONv101

Mengapa Anak Muda Harus Berbicara dan Melawan Ketidakadilan

21 November 2025

Anak muda bersuara
Suara anak muda adalah harapan masa depan. Melawan ketidakadilan bukan hanya tentang keberanian, tapi juga tentang cinta pada kebenaran dan masa depan yang lebih adil.

Satuspirit.my.id — Dalam perjalanan sejarah Indonesia, anak muda selalu berada di garis depan perubahan. Mereka membawa api idealisme, energi besar, dan keberanian untuk bersuara saat banyak orang memilih diam. Di tengah kondisi bangsa yang diwarnai ketimpangan ekonomi, kasus korupsi yang masih tinggi, hingga keadilan sosial yang belum merata, suara anak muda menjadi semakin penting untuk didengar.

Fenomena ini terlihat jelas di berbagai daerah, termasuk dari kisah Fikri Adi Nugraha, seorang mahasiswa berusia 21 tahun yang aktif dalam kegiatan sosial dan advokasi masyarakat. Bagi Fikri, anak muda tidak boleh hanya menjadi penonton terhadap persoalan bangsa.

“Kalau kita diam, siapa lagi yang akan bersuara? Anak muda harus berani melawan ketidakadilan. Tidak melulu dengan demonstrasi, tapi bisa lewat karya, tulisan, atau sekadar mengingatkan lewat media sosial,” ujar Fikri.

Ia percaya bahwa keberanian anak muda bukan diukur dari besar kecilnya aksi, melainkan dari sikap untuk tidak tinggal diam. Dalam pandangannya, satu suara dapat memicu percikan perubahan yang lebih besar bagi masyarakat.

Potret Ketidakadilan di Indonesia: Mengapa Anak Muda Harus Terlibat?

Indonesia masih menghadapi berbagai persoalan fundamental, dan anak muda menjadi generasi yang paling cepat merespons isu-isu tersebut.

1. Tingginya Skor Korupsi Menunjukkan Masih Banyak PR Bangsa

Menurut laporan Corruption Perceptions Index (CPI) Transparency International 2024, Indonesia mendapatkan skor 37 dari 100, dan berada di peringkat 99 dari 180 negara—menandakan korupsi masih menjadi masalah serius.

Skor ini tidak jauh lebih baik dari tahun sebelumnya, dan secara garis besar menunjukkan bahwa:

  • Pengawasan publik masih lemah
  • Integritas birokrasi belum stabil
  • Akses keadilan bagi rakyat kecil masih timpang

Ketika integritas pemerintahan terganggu, dampaknya langsung dirasakan masyarakat. Harga bahan pokok tidak stabil, bantuan sosial tidak tepat sasaran, hingga proyek publik menjadi tidak optimal.

2. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi Masih Tinggi

Meskipun Indonesia tumbuh secara ekonomi, distribusi kesejahteraan tidak merata. Di beberapa wilayah:

  • Anak putus sekolah masih tinggi
  • Lapangan pekerjaan terbatas
  • Akses ke layanan kesehatan tidak merata
  • Harga tanah dan biaya hidup meningkat tanpa diikuti kesejahteraan

Ketidakadilan semacam ini seringkali luput dari pemberitaan besar, tetapi dirasakan langsung oleh masyarakat kecil setiap hari.

3. Generasi Muda Lebih Peka, Lebih Cepat, dan Lebih Kritis

Dengan akses luas ke internet dan informasi, anak muda menjadi kelompok pertama yang merasakan ketimpangan sosial dan mengkritisinya. Media sosial membuat mereka bebas menyuarakan:

  • Ketidakadilan hukum
  • Penyalahgunaan kekuasaan
  • Kasus lingkungan
  • Perlakuan tidak adil terhadap masyarakat kecil

Suara mereka mampu menjangkau ribuan orang hanya dalam hitungan detik.

Fikri Adi Nugraha: Wajah Anak Muda yang Berani Bicara

Dalam kesehariannya, Fikri aktif mengikuti kegiatan sosial seperti:

  • Advokasi hak-hak masyarakat kecil
  • Kampanye lingkungan dan kebersihan kota
  • Edukasi literasi digital untuk remaja
  • Mempromosikan keadilan sosial melalui media sosial

Bagi Fikri, keberanian bukan hanya aksi turun ke jalan. Banyak cara lain untuk melawan ketidakadilan:

  • Menulis opini dan artikel
  • Membuat konten edukatif
  • Mengkritik kebijakan publik
  • Membantu masyarakat kecil mengakses layanan hukum
  • Menggalang dukungan masyarakat melalui media sosial

Ia menegaskan:

“Saya melihat saat ini banyak ketidakadilan. Keadaan ini harus dilawan. Saya sebagai generasi muda tergerak agar keadilan di negeri kita tercipta. Hukum dan kesejahteraan rakyat kecil adalah hak yang sama bagi semua.”tandasnya.

Berikut empat alasan utama yang membuat anak muda menjadi tulang punggung perubahan sosial:

1. Energi, Keberanian, dan Idealitas Tinggi

Anak muda tidak mudah takut. Mereka:

  • Berani mempertanyakan status quo
  • Tidak terikat kepentingan tertentu
  • Memiliki pandangan yang lebih objektif terhadap isu politik dan sosial

Energi dan idealisme inilah yang sejak dulu mendorong perjuangan bangsa.

2. Kemampuan Beradaptasi dengan Perubahan

Generasi muda adalah generasi internet. Mereka:

  • Lebih cepat menerima informasi
  • Lebih peka membaca ketidakadilan
  • Lebih kritis terhadap kebijakan publik
  • Mampu menyebarkan gagasan secara masif

Sifat adaptif ini membuat mereka lebih siap memimpin perubahan sosial.

3. Akses Digital yang Luas dan Pengaruh Besar

Hari ini, sebuah unggahan Instagram, TikTok, X, atau Facebook dari anak muda bisa menjadi viral dan memicu diskusi nasional. Media sosial membuat suara mereka sulit diabaikan.

Bahkan banyak kasus ketidakadilan baru mendapat perhatian umum setelah anak muda menyebarkannya di dunia digital.

4. Agen Perubahan dari Masa ke Masa

Dalam sejarah bangsa, anak muda selalu berada di depan:

  • Pergerakan Nasional 1908
  • Sumpah Pemuda 1928
  • Perjuangan Kemerdekaan
  • Reformasi 1998
  • Gerakan lingkungan dan sosial era digital

Jejak ini menunjukkan bahwa perubahan besar selalu lahir dari suara anak muda.

Tantangan Anak Muda dalam Melawan Ketidakadilan

Meski perannya besar, anak muda tidak lepas dari tantangan:

  1. Tekanan sosial dan stigma bahwa anak muda dianggap belum bijak.
  2. Risiko doxing, perundungan digital, dan ancaman bagi mereka yang bersuara lantang.
  3. Minimnya ruang diskusi sehat di lingkungan pendidikan dan masyarakat.
  4. Kurangnya dukungan keluarga atau institusi saat mereka kritis.
  5. Informasi yang simpang siur akibat hoaks yang mudah tersebar.

Namun, keberanian anak muda justru terlihat ketika mereka menghadapi tantangan tersebut.

Bagaimana Anak Muda Bisa Melawan Ketidakadilan Secara Elegan dan Efektif?

1. Melalui Media Sosial

Membuat konten edukatif, opini, kritik kebijakan, atau kampanye digital yang berpihak pada masyarakat kecil.

2. Aktif dalam Komunitas Sosial

Bergabung dalam organisasi lingkungan, hak asasi, bantuan hukum, hingga literasi digital.

3. Mengedukasi Lingkungan Terdekat

Dimulai dari keluarga atau teman, anak muda bisa menyebarkan pengetahuan tentang hak, hukum, dan keadilan sosial.

4. Menjadi Jurnalis Warga (Citizen Journalist)

Mendokumentasikan ketidakadilan dan menyebarkan cerita autentik kepada publik.

5. Menggunakan Kekuatan Kreativitas

Melawan ketidakadilan lewat:

  • Puisi
  • Video pendek
  • Musik
  • Infografis
  • Artikel opini

Kreativitas adalah senjata yang tidak bisa dibungkam.

Suara Anak Muda Adalah Harapan Bangsa

Fikri menutup pesannya dengan kalimat yang sederhana, namun sangat bermakna:

“Kalau ada ketidakadilan, jangan takut bersuara. Sekecil apa pun suara kita, itu tetap berarti.”

Melawan ketidakadilan bukan hanya tindakan berani, tetapi juga bentuk cinta kepada kebenaran dan bangsa. Masa depan Indonesia berada di tangan anak muda. Ketika mereka berani bersuara, satu langkah penting menuju Indonesia yang lebih adil telah dimulai.

Saatnya anak muda bangkit, berbicara, dan bergerak.

🛏️ Promo Q’Qiu Sprei & Bed Cover tampil eksklusif di satuspirit.my.id

🛏️ Info lengkap 👉 klik di sini






Komentar