![]() |
| seorang remaja duduk di kursi sambil merenung, menggambarkan perasaan minder dalam pergaulan sehari-hari. (ilustrasi) |
satuspirit.my.id - Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang tampak biasa saja ketika bergaul. Namun, di balik itu, tidak sedikit yang menyimpan rasa minder, merasa kurang percaya diri, bahkan terlalu sensitif terhadap pandangan orang lain. Perasaan ini membuat seseorang berpikir bahwa dirinya dianggap rendah, tidak cukup baik, atau kalah dibanding orang lain.
Padahal, jika ditelaah lebih jauh, rasa minder tidak selalu berkaitan dengan kondisi ekonomi, pendidikan, atau status sosial. Bahkan orang yang memiliki kehidupan yang cukup pun bisa mengalaminya. seperti yang diungkapkan Jeri yang merasakan rasa minder.
“Kadang-kadang saya bergaul dengan teman-teman biasa saja. Tapi tiba-tiba rasa minder muncul. Entah kenapa, saya merasa orang lain memandang rendah saya. Padahal kalau dilihat dari ekonomi atau pendidikan, mungkin sama saja. Tapi tetap saja, rasa itu sering datang.” katanya pada redaksi.
Bagi Jerry, rasa minder bukan karena kekurangan nyata, melainkan lebih karena perasaan yang sulit dikendalikan.
“Saya kadang berpikir, apakah saya kurang pintar berbicara? Atau saya terlalu banyak menilai diri sendiri? Yang jelas, rasa minder ini bikin saya tidak nyaman,” tambahnya.
Mengapa Rasa Minder Muncul? Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan minder, antara lain: Perbandingan sosial berlebihan, terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain. Pengalaman masa lalu, pernah diremehkan atau mengalami kegagalan yang meninggalkan luka psikologis. Kurangnya penerimaan diri, tidak menerima kekurangan sebagai bagian dari diri. Sensitivitas berlebihan, mudah menganggap ucapan atau pandangan orang lain sebagai penilaian negatif.
Apa dampak rasa minder jika tidak bisa diatasi akan Menghambat potensi diri karena takut mencoba. Menjadi sulit membangun relasi sehat. Menimbulkan stres, cemas, bahkan depresi.
Nah untuk mengurangi rasa minder, beberapa langkah bisa dilakukan:
- Latih penerimaan diri: kenali kelebihan dan kekurangan sebagai hal wajar.
- Berhenti membandingkan diri: fokus pada perkembangan diri, bukan orang lain.
- Perkuat spiritualitas: doa, dzikir, atau ibadah bisa menenangkan hati.
- Bergaul dengan lingkungan positif: teman yang suportif akan membuat lebih percaya diri.
- Self-talk positif: biasakan memberi kalimat penyemangat pada diri sendiri.
Jeri sendiri belajar sedikit demi sedikit untuk menghadapi perasaan minder itu.
“Sekarang saya mencoba mengingat bahwa semua orang punya kelebihan masing-masing. Saya juga belajar mensyukuri apa yang saya punya. Saya harap teman-teman lain juga bisa begitu, supaya rasa minder tidak menguasai diri kita,” katanya.
Rasa minder adalah hal yang wajar, tetapi jangan sampai mengendalikan hidup kita. Dengan melatih penerimaan diri, berpikir positif, dan bergaul dalam lingkungan yang sehat, perasaan itu bisa diminimalisir. Seperti pesan Jeri.
“Percayalah, kita tidak perlu minder. Yang penting kita berusaha jadi lebih baik setiap hari, sesuai kemampuan kita.” ucapnya.
Baca Juga : https://www.satuspirit.my.id/2025/09/keseimbangan-gaya-hidup-dan-keuangan.html
https://www.satuspirit.my.id/2025/09/mengenal-waktu-produktif-di-tengah-keterbatasan.html
(*)

Social Media