BLANTERORIONv101

Ketika Cinta Berubah Arah: Kisah Cinta yang Kandas dan Fenomena LGBT di Kalangan Remaja

24 Oktober 2025

lgbt fenomea menghawatirkan
Ilustrasi : seorang pria memandangi photo ceweknya dengan penuh kesedihan
yang ternyata kekasihnya seorang LGBT


satuspirit.my.id - Farid Bika, seorang pria cerdas, tampan, dan berprestasi di masa SMA-nya. Ia dikenal sebagai sosok yang ramah, aktif di organisasi OSIS, bahkan menjadi salah satu atlet bola voli andalan di sekolahnya. Tak heran jika banyak perempuan menyukainya, namun hatinya hanya tertuju pada satu gadis bernama Jahra.

Hubungan mereka berjalan indah sejak kelas 11 hingga masa kuliah. Namun, segalanya berubah setelah lulus SMA. Jahra mulai bekerja di sebuah perusahaan swasta, sementara Bika melanjutkan kuliah di luar kota. Komunikasi mereka mulai renggang. Yang lebih mengejutkan, Jahra sering terlihat bersama seorang teman perempuannya secara intens, bahkan cenderung menutup diri dari Bika.

Suatu hari, saat Bika mencoba mengunjungi Jahra di kosnya, ia mendapati sesuatu yang tak pernah ia bayangkan. Ceweknya ternyata menjalin hubungan dengan sesama perempuan. Dunia seakan runtuh.

Dalam penuturannya kepada redaksi, Bika mengaku kaget sekaligus sedih. 

“Saya tidak menyangka, perempuan yang saya cintai selama ini berubah seperti itu. Padahal dulu dia perempuan yang lembut dan penuh cinta,” katanya.

Menurut pengakuan Jahra setelah peristiwa itu, kecenderungan tersebut sudah ia rasakan sejak SMA, namun baru benar-benar tumbuh setelah ia dekat dengan teman perempuannya itu. Ia mengaku seperti ada dorongan batin yang sulit dijelaskan.

Dari sisi psikologi, perilaku menyukai sesama jenis memang bisa muncul karena beberapa faktor:



1. Lingkungan pergaulan, di mana seseorang berinteraksi intens dengan kelompok yang memiliki kecenderungan serupa.

2. Faktor emosional dan trauma, misalnya kurang kasih sayang dari orang tua atau pengalaman buruk di masa kecil.

3. Gangguan identitas diri, di mana seseorang merasa kehilangan jati diri dan mencari pelarian emosional pada orang yang bisa memahaminya, tanpa memandang jenis kelamin.

4. Faktor sugesti dan pembiasaan, karena sering berada di lingkungan yang menormalisasi perilaku tersebut.

Namun demikian, banyak juga kasus di mana individu seperti Jahra pada akhirnya berusaha untuk kembali. Beberapa berhasil, terutama ketika mendapatkan dukungan spiritual dan psikologis yang tepat.

Fenomena seperti ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter, perhatian keluarga, dan lingkungan sosial yang sehat sangat penting bagi pembentukan moral dan identitas remaja. LGBT bukan hanya isu gaya hidup, tapi juga isu moral, sosial, dan kejiwaan yang perlu ditangani dengan pendekatan menyeluruh dan penuh kasih sayang.

"Pesan saya, bergaul jaman sekarang harus bisa memillah jangankan teman yang sudah lama dikenal kita tidak tahu seperti apa karakter dia sebenarnya apalagi yang baru kenal. Jaga pergaulan itu intinya," pesan Farid mengakhiri.

Baca Juga : 

https://www.satuspirit.my.id/2025/10/kisah-nyata-mamah-muda-rumah-tangga-hancur-karena-judi-online.html

https://www.satuspirit.my.id/2025/10/fenomena-indigo-antara-intuisi-mistis-dan-pandangan-islam.html

(*)

Komentar