![]() |
| Voli tidak hanya smash yang keras tapi pasing lebih utama sebagai dasar |
satuspirit.my.id - Banyak orang berpikir bermain voli itu soal smash yang keras dan loncatan tinggi. Padahal, sebelum sampai ke sana, ada fondasi yang wajib kuat: passing bawah dan passing atas.
Dua teknik ini jadi “pintu masuk” utama sebelum bicara soal serangan, blok, atau serve. Kalau passing-nya berantakan, jangan harap bola bisa diolah dengan baik.
Passing Bawah: Teknik Pertama yang Wajib Dikuasai
Passing bawah dilakukan untuk menerima bola dari servis lawan atau serangan lawan. Fokus utamanya adalah ketepatan arah dan kontrol bola.
Langkah-langkah dasarnya:
- Posisi tubuh: lutut sedikit ditekuk, kaki selebar bahu. Punggung agak condong ke depan.
- Tangan: rapatkan kedua tangan, bentuk seperti papan datar. Jangan menggenggam bola.
- Kontak bola: gunakan bagian bawah lengan (bukan telapak tangan).
- Arah bola: dorong dengan kaki dan lutut, bukan dengan ayunan tangan.
- Pandangan: mata fokus ke bola sampai benar-benar lepas dari tangan.
Kesalahan umum: tangan tidak rata, berdiri terlalu tegak, atau bola terlalu dekat dengan tubuh.
Metode modern:
Sekarang banyak pelatih menggunakan video slow motion untuk melihat sudut pantulan bola dan posisi siku. Beberapa bahkan memakai sensor bola atau kamera 360° agar pemain tahu arah pantulan yang ideal.
Selain itu, latihan passing bawah kini dikombinasikan dengan reaction drill (respon cepat) untuk membentuk refleks pemain terhadap arah bola tak terduga.
Passing Atas: Teknik Mengatur Serangan
Passing atas atau set merupakan teknik kedua setelah passing bawah. Biasanya digunakan untuk mengatur bola ke spiker atau mengembalikan bola ke area lawan dengan kontrol tinggi.
Langkah-langkah dasarnya:
- Posisi tubuh: berdiri tegak, lutut lentur.
- Jari tangan: membentuk segitiga di atas dahi.
- Kontak bola: gunakan ujung jari (bukan telapak).
- Gerakan: dorong bola dengan jari sambil meluruskan lengan dan lutut bersamaan.
- Follow-through: tangan mengikuti arah bola — jangan berhenti mendadak.
Kesalahan umum: menyentuh bola terlalu lama, jari lemah, atau posisi bola terlalu rendah.
Metode modern:
Pelatih kini banyak memakai video analisis biomekanik untuk melihat kecepatan gerak tangan, sudut dorongan, dan kekuatan jari.
Selain itu, latihan set bisa dikombinasikan dengan alat bantu bola gantung (ball-hanging system) agar pemain bisa fokus pada posisi tangan dan koordinasi tubuh tanpa khawatir bola jatuh.
Latihan Fisik dan Mental: Kombinasi Wajib
Passing tidak hanya soal tangan dan bola, tapi juga:
- Kekuatan kaki: karena semua dorongan berasal dari lutut dan paha.
- Refleks cepat: agar siap menghadapi bola tak terduga.
- Mental fokus: passing yang bagus butuh ketenangan dan konsentrasi tinggi.
Pelatih modern biasanya menerapkan metode seperti:
- Latihan visual tracking (pelacakan bola dengan mata)
- Latihan mental imagery (bayangan visual sebelum menerima bola)
- Game situational (simulasi pertandingan dengan tekanan waktu)
Usia Ideal untuk Mulai Bermain Voli
Idealnya, pemain bisa mulai berlatih sejak usia 10–12 tahun, dengan fokus pada teknik dasar dan koordinasi tubuh.
Namun, latihan serius dan rutin sebaiknya dimulai di usia 14–16 tahun, ketika tubuh sudah siap menerima beban latihan yang lebih berat.
Penting juga, jangan terburu-buru ingin smash keras — karena semua itu berawal dari passing yang sempurna.
Passing bawah dan passing atas adalah “napas” dari permainan voli.
Kalau dua teknik ini sudah kuat, semua hal lain seperti servis, blok, dan serangan akan jadi jauh lebih mudah.
Dengan pendekatan modern berbasis sains, video analisis, dan latihan mental, pemain muda Indonesia bisa berkembang pesat dan bersaing di level profesional.

Social Media