BLANTERORIONv101

Napak Jagat Pasundan: Seni Sunda Bangkit, Mendobrak Batas Modernitas

17 November 2025

npj event megah untuk seni sunda
Napak Jagat Pasundan, event megah untuk seni tradisi Sunda

satuspirit.my.id - Sejak digelarnya event bertajuk Napak Jagat Pasundan, seni tradisi Sunda kembali mendapat sorotan. Derajatnya kini tampak sejajar, bahkan tak kalah megah dibandingkan seni modern yang mendominasi ruang publik selama ini.

Acara puncak Napak Jagat Pasundan: Ngaruat Jagat, yang digelar Sabtu 15 November 2025 di Lapangan Emerson Grand Pangandaran, membuktikan hal tersebut. Meski hujan deras mengguyur sejak awal acara, ribuan warga tetap bertahan, berpayung dan berjas hujan, demi menyaksikan pertunjukan budaya yang luar biasa.

Didukung panggung besar, tata cahaya modern, dan sound system 50 ribu watt, event ini menghadirkan 360 seniman terpilih dengan sajian seni lintas media: musik, tari, teater, dan visual art. Semua tersaji dengan konsep budaya populer, tetap berakar pada tradisi Sunda.

penampilan doel sumbang
Doel Sumbang, bintang tamu NPJ Paangandaran

Sebelumnya, seni Sunda sering tampil dalam kondisi yang memprihatinkan seperti panggung kurang layak, pencahayaan seadanya, sound system yang tidak memadai. Sulit mengundang minat generasi muda.

Namun Napak Jagat Pasundan mengubah segalanya: tradisi disajikan modern, megah, dan membanggakan.

Seniman Lintas Daerah, Lintas Generasi

Di atas panggung Napak Jagat Pasundan tampil:

  • Ega Robot Ethnic Percussion
  • Bungsu Bandung
  • Ohang
  • Dalang Bhatara Sena Sunandar
  • serta bintang tamu legendaris: Doel Sumbang

Tak hanya itu, hadir pula sanggar dan lingkung seni dari 15 kabupaten/kota se-Jawa Barat, menampilkan karya terbaik mereka dalam suasana penuh apresiasi.

Perjalanan Panjang: Dari Gunemcatur hingga Puncak NJP

Napak Jagat Pasundan bukan arena dadakan.

Event ini bermula dari fase NJP Gunemcatur pada Juni 2025, ketika tim Coklat Kita bersama Ega Robot, Mpap Gondo, Imam Jimbot, Bob Ryan, dan Acol Zither bersilaturahmi ke sanggar-sanggar seni di: Purwakarta, Garut, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Cirebon, Subang, Tasikmalaya, Cianjur, KBB, Bandung, Banjar, Bandung Timur.

Dilanjutkan dengan fase Kamonesan NJP (akhir Juni–awal Agustus), berupa diskusi intensif, pembuatan karya baru, dan latihan bersama 150 sanggar yang terlibat.

Coklat Kita: Ini Bentuk Apresiasi

Michael Simbar, perwakilan Coklat Kita, menjelaskan:

“NJP memang sempat vakum, tapi bukan berarti aktivitas kebudayaan berhenti. Ini bentuk apresiasi kami untuk sanggar dan pelaku seni Sunda. Rangkaian kegiatan sudah berjalan sejak April, hingga puncaknya bersamaan milangkala Pangandaran ke-13.” katanya.

Pria yang akrab disapa Jack ini menambahkan, tahun ini Coklat Kita fokus mengembalikan lagi event Napak Jagat Pasundan yang sudah besar terutama di sanggar-sanggar seni.

“Untuk aktivitas di sanggarnya tetap berjalan di 15 kota ini, karena kita juga tahu Coklat kita besar salah satunya dari para seniman dan pupuhu-pupuhu yang ada di Jawa Barat,” tandasnya. 

Hal yang sama dijelaskan juga oleh Yoga dari Six Creative Comunication (6CC). Dikatakannya proses Napak Jagat Pasundan yang mengambil tema Ngaruat Jagat sangat detail.Pertama adalah silaturahmi dengan para sanggar, untuk menggali secara maksimal potensinya seperti apa.

“Kemudian, kita lanjut dengan kegiatan Kamonesan untuk tujuan akhirnya adalah memilih mereka yang Kita bawa nanti di pagelaran Napak Jagat Pasundan di Pangandaran ini. Nah, kenapa ini berbeda? Karena memang tematik yang kita bawa sekarang itu adalah kita ingin sesama daerah itu saling mendukung satu sama lain,” jelas Yoga.

Makanya menurut Yoga khusus untuk garapan yang sekarang ini semuanya bertemakan tentang Pangandaran. Baik itu dari garapan setiap tampilan-tampilan dari setiap sanggar Paguron lingkung seni 14 Kota Kabupaten ini, semuanya bertemakan tentang Pangandaran.

” Ini menjadi bukti bahwa sesama seniman saling mendukung, saling support tidak ada  perbedaan satu suara majukan Jawa Barat,” kata Yoga.


Sementara itu, Yayan, perwakilan dari Coklat Kita, mengucapkan selamat milad Kabupaten Pangandaran yang ke-13.

“Kami semua turut bersuka cita dan rasa syukur kepada Kabupaten Pangandaran. Terus melesat masyarakat maju pesat. mengucapkan juga selamat menikmati acara kebudayaan Napak Jagat Pasundan yang merupakan kolaborasi antara sanggar, padepokan dan lingkung seni yang berasal dari 15 Kabupaten kota yang berada di Jawa Barat,” ucap Yayan dalam sambutannya.

Ia berharap acara ini dapat meningkatkan kecintaan masyarakat kepada seni tradisi Sunda yang kini semakin tergerus oleh kemajuan jaman.

“ Karya anak bangsa ini bukan sekedar tontonan tapi tuntunan untuk masa berikutnya dan masa datang,”  lanjutnya.

Tak lupa, ia juga mohon maaf apabila Coklat Kita dalam penyelenggaraan ada kekurangannya. Sebagai akhir sambutan, Yayan memberikan pantun.

“Kami juga mohon maaf pada instansi terkait dan masyarakat atas kekurangan dalam penyelenggaraan acara ini. Kita tutup dengan pantun. Pangandaran oh Pangandaran begitu indah selamat milangkala yang ke 13 duhai Kabupaten Pangandaran masyarakatnya terus maju pesat dari waktu ke waktu,” ujar Yayan.“Napak Jagat Pasundan bukan hanya tontonan, tapi tuntunan. Kami mohon maaf jika ada kekurangan dalam pelaksanaannya.”

Ia menutup sambutan dengan pantun:

Pangandaran oh Pangandaran begitu indah, Selamat milangkala yang ke-13, Duhai kabupaten Pangandaran, Masyarakatnya maju pesat dari waktu ke waktu.

Bupati Pangandaran: Seni Sunda Harus Hidup

Bupati Kabupaten Pangandaran Hj. Citra Pitriyami SH, bersyukur acara Napak Jagat Pasundan, bisa dilaksanakan dalam situasi aman dan lancar.

“Kegiatan Napak Jagat Pasundan ini sebetulnya merupakan rangkaian Milad ke 13 Kabupaten Pangandaran.Waktu itu kita inginnya di malam puncak acara tetapi karena sesuatu hal akhirnya tidak bisa.Alhamdulillah hari ini sudah dilaksanakan,” kata Citra.


Ia juga menandaskan bahwa, Kabupaten Pangandaran memiliki garis pantai yang indah, kekayaan alam dan seni budaya yang sangat luar biasa dan patut dibanggakan terutama oleh generasi muda.

“Kegiatan Napak Jagad Pasundan ini bukan sekedar hiburan tetapi memperkenalkan, mempertontonkan kepada kita semua agar kita bisa menikmati menyukai dan memahami terutama generasi mudanya. Saat ini jadi anak- anak muda harus menyukai harus tahu punya seni tradisional yang harus kita lestarikan,” tandasnya.

Bupati berharap dengan kegiatan ini anak-anak muda sebagai generasi penerus semakin cinta akan seni tradisi lokal. Dan tak lupa, ia mengucapkan terimakasih kepada Coklat Kita dan para pelaku seni tradisi yang telah berusaha berjuang melestarikan seni tradisi.

“Saya sebagai pemerintah ingin maju sektor wisata ingin maju tetapi seni tradisional nya yang kita punya harus kita jaga sekali lagi terimakasih kepada Coklat Kita mudah-mudahan ini jadi agenda kita di Pangandaran,” tambahnya.

Doel Sumbang: Luar Biasa!

Doel Sumbang, yang lama tak tampil di acara budaya Sunda sebesar ini, mengakui:

“Ini acara sangat menyenangkan. Panggungnya luar biasa, tata cahaya luar biasa, sound system bagus. Semangat saya langsung terbakar.” ucapnya.

Di acara tersebut, Doel Sumbang membawakan lagu-lagu hitsnya diantaranya Pangandaran yang merupakan permintaan sang Bupati, Runtah dan lagu-lagu lainnya.

“Dan kebetulan lokasi favorit saya salah satu tempat wisata favorit saya Pangandaran. Jadi banyak banget lagu yang dilahirkan dari sini jadi lokasi bagus sesuai dengan musik yang kita sajikan,” tuturnya.

UMKM Ikut Terangkat

Lebih dari 50 pelaku UMKM Pangandaran juga hadir, memeriahkan suasana dan ikut menggerakkan perekonomian lokal.









Komentar