![]() |
| Format baru Liga Divisi Utama boleh diperkuat pemain asing asal ASEAN. |
satuspirit.my.id – Federasi Bola Voli Indonesia (PBVSI) membuat gebrakan baru yang akan mengubah wajah kompetisi bola voli nasional, terutama di Divisi Utama dan Divisi 1. Format baru ini dijadwalkan mulai diterapkan pada tahun 2027 dan diyakini bakal meningkatkan daya saing sekaligus memperpanjang durasi kompetisi.
Divisi Utama Boleh Datangkan Pemain Asing dari Asia Tenggara
Dalam format baru tersebut, PBVSI memberikan izin bagi klub-klub Divisi Utama untuk merekrut satu pemain asing, dengan catatan pemain tersebut harus berasal dari negara kawasan Asia Tenggara.
Sementara itu, Divisi 1 tetap akan diisi oleh pemain lokal seperti biasa, hanya saja durasi kompetisinya akan diperpanjang menjadi sekitar satu bulan, jauh lebih lama dibandingkan format sebelumnya yang hanya berlangsung satu minggu.
Ketua Umum PBVSI, Imam Sudjarwo, mengungkapkan hal ini dalam sebuah podcast di Moji Si Jago voli. Ia menjelaskan bahwa ada 12 klub yang akan berpartisipasi di Divisi Utama, dan masing-masing diberi kesempatan merekrut satu pemain asing asal Asia Tenggara.
“Dari 12 klub itu nanti boleh membawa satu pemain asing, jadi akan ada 12 pemain asing dari Asia Tenggara. PBVSI juga akan membantu klub-klub dalam proses perekrutan, karena kita sudah menjalin komunikasi dengan federasi voli di kawasan ASEAN,” ujar Imam Sudjarwo
PBVSI Siap Subsidi Pemain Asing
“Kita pikirkan juga nanti soal subsidi pemain asing sesuai kemampuan kita. Jadi setiap tim tetap terbantu,” tambahnya.
Perubahan Jadwal Kompetisi
Selain soal pemain asing, PBVSI juga melakukan perubahan besar pada jadwal penyelenggaraan kompetisi.
Jika selama ini Divisi Utama dan Divisi 1 digelar di akhir tahun, maka mulai 2027 formatnya akan berubah:
- Divisi Utama: Januari – April
- Proliga: September – Desember
Dengan demikian, kompetisi bola voli nasional akan berlangsung sepanjang tahun dan saling melengkapi satu sama lain.
Proliga Tetap Jadi Kompetisi Elit
Sementara itu, Proliga tidak mengalami perubahan format berarti. Kompetisi tertinggi di Indonesia ini tetap memperbolehkan dua pemain asing dari negara mana pun, bukan hanya Asia Tenggara.
“Bedanya Divisi Utama hanya boleh satu pemain asing dari Asia Tenggara, sementara Proliga boleh dua dari negara mana saja,” jelas Imam.
Menuai Pro dan Kontra
Kebijakan baru ini langsung menimbulkan pro dan kontra di kalangan pecinta bola voli atau Volimania.Salah satu pecinta bola voli nasional, Didi Ardidi, menilai keputusan PBVSI tersebut berpotensi menurunkan nilai kompetisi dan menghambat perkembangan pemain lokal.
“Kalau Divisi Utama juga pakai pemain asing, jadi mirip Proliga dong. Padahal Proliga itu level elit, sedangkan Divisi Utama kan punya sistem promosi dan degradasi,” ujarnya.
“Kalau mau pakai pemain asing, sekalian dari Asia, bukan hanya Asia Tenggara. Soalnya pemain Indonesia sekarang juga sudah banyak yang main di luar negeri seperti Jepang,” tambahnya.
Menuju Peningkatan Kualitas atau Tanda Tanya Baru?
Terlepas dari pro dan kontra yang muncul, langkah PBVSI ini menunjukkan adanya upaya serius untuk meningkatkan daya saing klub-klub nasional. Namun, efektivitas kebijakan ini baru bisa dinilai setelah diterapkan nanti.
Apakah kehadiran pemain asing Asia Tenggara bisa benar-benar mendorong prestasi voli Indonesia naik level? Atau justru mengaburkan batas antara Divisi Utama dan Proliga?
Waktu yang akan menjawab.

Social Media