![]() |
| Peringatan hari guru nasiona dan HUT PGRI ke 80 di SMPN 1 Parongpong |
satuspirit.my.id — Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 yang dirangkaikan dengan HUT PGRI ke-80 tahun menjadi momentum penting bagi dunia pendidikan, khususnya di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Dengan mengusung tema nasional “Guru Bermutu, Indonesia Maju, Bersama PGRI Wujudkan Indonesia Emas”, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi, tetapi juga refleksi mendalam mengenai kondisi para guru di tengah berbagai tantangan zaman.
Acara tingkat kecamatan yang diikuti 41 SD Negeri, 3 SMP Negeri dan 1 SMA Negeri ini berlangsung penuh hidmat.
Dalam kegiatan peringatan tersebut, sejumlah pesan penting disampaikan, salah satunya mengenai perlunya perlindungan yang lebih kuat bagi guru. Selama ini, banyak kasus menunjukkan bahwa guru kerap menjadi pihak yang mudah disalahkan, bahkan dipolisikan, padahal tindakan mereka sebagian besar bertujuan untuk mendisiplinkan dan mendidik peserta didik.
Ati Rosmiati M.Pd., Kepala Sekolah SMPN 1 Parongpong Kabupaten Bandung Barat, menyampaikan bahwa guru kini menghadapi tantangan ganda. Di satu sisi dituntut profesional, di sisi lain sering menjadi objek polemik.
“Sekarang kami ini seolah-olah menjadi makhluk yang mudah disorot, mudah disalahkan. Padahal masalah-masalah yang muncul itu sebenarnya bukan hanya tanggung jawab guru, tetapi juga keluarga dan lingkungan,” ujarnya.
Ia mencontohkan bahwa anak-anak justru lebih banyak menghabiskan waktu di luar sekolah, namun ketika terjadi masalah, guru sering menjadi pihak pertama yang disudutkan.
“Kenapa yang di luar sekolah tidak disorot? Kenapa kami yang disorot?” tambahnya.
Meski begitu, ia tetap optimistis. Tadi disebutkan adanya “angin segar” dari PGRI Pusat yang menegaskan komitmen mereka untuk memberikan perlindungan hukum kepada guru yang menghadapi kriminalisasi. Di tingkat nasional, pendampingan hukum sudah berjalan. Meski di Kabupaten Bandung Barat belum ada kasus yang menonjol, tata kelola perlindungan tetap harus dipersiapkan dari sekarang.
Selain soal perlindungan hukum, isu kesejahteraan guru juga mendapat perhatian. Dengan banyaknya formasi guru yang diangkat beberapa tahun terakhir, ia berharap kesejahteraan tenaga pendidik dapat semakin meningkat.
“Guru-guru sekarang sudah banyak diangkat. Mudah-mudahan kesejahteraannya bisa lebih meningkat dari sekarang,” katanya.
Ia berharap kolaborasi antara sekolah, orang tua, masyarakat, pemerintah daerah, dan media dapat semakin kuat dalam mempersiapkan generasi menuju Indonesia Emas 2045. Pendidikan adalah kerja besar. Guru tidak bisa berjalan sendiri.
“Semoga guru-guru Indonesia selalu sehat, dihargai, dan mendapatkan perlindungan. Dengan banyaknya guru yang diangkat, kekurangan guru bisa terpenuhi dan sekolah menjadi lebih baik. Itu harapan kami,” tegasnya.
Ketua PGRI Parongpong: Penguatan LBH PGRI Menjadi Angin Segar bagi Guru
Ketua PGRI Cabang Parongpong, Wiwit Priyatna, M.Pd., menambahkan bahwa PGRI di tingkat nasional telah memperkuat lembaga bantuan hukum (LBH) untuk melindungi guru dari tindakan kriminalisasi saat melaksanakan tugas kedisiplinan di sekolah.
“Sebagai organisasi, PGRI memperkuat bantuan hukum agar tidak ada lagi kejadian kriminalisasi guru. Karena tugas guru adalah mendidik, bukan mencelakai. Tidak ada guru yang berniat mencederai siswanya,” jelasnya.
Di momen HGN tahun ini, Priyatna mengucapkan selamat kepada seluruh guru dan mengajak untuk meningkatkan motivasi, kompetensi, dan dedikasi dalam mewujudkan Pendidikan Indonesia yang lebih baik.
“Selamat Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-80. Mari kita tingkatkan kinerja, semangat, dan pengabdian. Kita adalah garda terdepan menuju Indonesia Emas,” ucapnya.
Priyatna juga melaporkan bahwa kekompakan guru di Parongpong semakin baik, termasuk dalam peningkatan kualitas pembelajaran maupun kebersamaan antar-guru.
Camat Parongpong: Profesi Guru Sangat Terhormat dan Harus Dimuliakan
Sementara itu, Camat Parongpong, H. Herman Permadi, S.Sos., memberikan apresiasi mendalam kepada para guru. Ia menegaskan bahwa profesi guru adalah profesi yang sangat terhormat dan harus dijaga marwahnya.
“Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Jasa yang diberikan kepada anak bangsa sangat besar. Maka profesi guru harus dijaga, dimuliakan, dan diberikan perlindungan serta kesejahteraan yang layak,” ucapnya.
Ia mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi guru saat ini, khususnya kriminalisasi, seharusnya menjadi momentum untuk melakukan evaluasi dan perbaikan sistem pendidikan.
Menurutnya, kebijakan pemerintah pusat terutama di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo telah menegaskan bahwa tidak boleh ada perbedaan perlakuan antara guru negeri dan swasta. Keduanya harus mendapatkan hak yang sama dalam perlindungan dan kesejahteraan.
Camat Parongpong juga menyampaikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah kecamatan, sekolah, dan aparat keamanan seperti TNI–Polri untuk mencegah masalah di sekolah, terutama kasus bullying dan konflik yang berpotensi melibatkan hukum.
“Kita aktif berkomunikasi dengan sekolah-sekolah, dan bekerja sama dengan TNI–Polri untuk pembinaan dan penanaman nilai kebangsaan. Semuanya dilakukan demi keamanan, kenyamanan, dan masa depan pendidikan kita,” jelasnya.
Peringatan HGN dan HUT PGRI ke-80 di Kecamatan Parongpong bukan sekadar seremoni. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi wadah penyatuan suara para pendidik dan pemimpin daerah untuk memperjuangkan perlindungan, martabat, dan kesejahteraan guru. Dari kepala sekolah, organisasi profesi, hingga pemerintah kecamatan semuanya sepakat bahwa guru harus memiliki tempat yang mulia dan aman dalam menjalankan tugas.
Semangat kolaborasi inilah yang diharapkan dapat membawa pendidikan Parongpong, Bandung Barat, dan Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.
Informasi seputar olahraga nasional, jawa Barat dan Persib Kunjungi : https://sportsjabar.com/



Social Media