webp%20(1).webp)
Target Timnas voli putra adalah quatrick. Target tersebut optimistis bisa diraih
satuspirit.my.id - Timnas Bola Voli Putra Indonesia kembali memulai perjalanan besar menuju Sea Games, Thailand, Desember 2025. Targetnya bukan main-main: mempertahankan hattrick medali emas yang sebelumnya diraih secara beruntun pada tiga edisi terakhiryakni 2019 (Filiphina), 2021 (Vietnam) dan 2023 (Kamboja). Ambisi besar itu diiringi persiapan matang, salah satunya melalui training camp intensif di China, yang menjadi fase penting untuk membentuk kekuatan terbaik Pasukan Garuda.
Selama berada di Negeri Tirai Bambu, Rivan Nurmulki dan kawan-kawan menjalani rangkaian latihan fisik, teknik, taktik, serta beberapa laga uji coba melawan tim-tim lokal. Hasilnya cukup memuaskan. Selain menunjukkan perkembangan signifikan, para pemain juga disebut semakin matang secara mental menghadapi tekanan kompetisi tingkat Asia Tenggara.
Di bawah arahan pelatih kepala Coach Jeff Jiang Jie, Timnas tampil lebih tengginas dan konsisten. Hal ini menjadi sinyal positif bagi Federasi Bola Voli Indonesia yang menargetkan medali emas kembali dibawa pulang.
TC di China bukan sekadar latihan rutin. Sejumlah klub dan akademi lokal yang terkenal dengan intensitas dan disiplin tinggi menjadi lawan tanding Timnas. Dalam setiap uji coba, performa Indonesia disebut semakin naik, baik dalam block, serve, hingga variasi serangan cepat.
Para pemain juga merasakan atmosfer latihan yang berbeda. Ritme cepat, power lawan yang kuat, ditambah kedisiplinan khas tim China menjadikan training camp ini sebagai fase terpenting sebelum berangkat ke Thailand.
Pelatih Jeff Jiang Jie pun menekankan pentingnya keselarasan ritme permainan. Di China, tim digembleng. Intensitas latihan tinggi, variasi teknik makin kaya, dan mental bertanding makin kuat.
Timnas direncanakan bertolak dari Beijing ke Thailand pada 10 Desember 2025. Tanggal keberangkatan itu sempat dianggap riskan karena mendekati jadwal pertandingan. Namun pelatih dan ofisial memastikan hal itu tidak mengganggu persiapan. Pasalnya, laga perdana Indonesia baru digelar 15 Desember, menghadapi Myanmar.
Sebelumnya, Indonesia dijadwalkan menghadapi Kamboja pada 13 Desember, namun Kamboja mengundurkan diri. Kondisi tersebut memberi ruang lebih bagi Indonesia untuk beradaptasi setelah tiba di Thailand.
Menurut asisten pelatih Erwin Rusini, seluruh program berjalan sesuai rencana. “Tidak ada masalah dengan jadwal berangkat tanggal 10. Laga pertama kita tanggal 15. Cukup waktu untuk adaptasi. Setelah TC di China, tim langsung menuju Thailand,” ujarnya.
Timnas Voli Putra Indonesia tampil dengan skuad yang sedikit berbeda dari edisi sebelumnya. Ada kombinasi menarik antara pemain senior yang sudah matang pengalaman, dan pemain muda yang menjadi energi baru tim.
Pemain Baru yang Menyegarkan Skuad:
- Alvin Daniel
- Kristoforus Sina
- Jordan Michael Susanto
Mereka hadir untuk memberikan warna baru terutama pada sektor receive, blok, dan variasi serangan. Para pemain muda ini menunjukkan perkembangan positif selama TC.
Pemain Senior yang Tetap Jadi Tulang Punggung:
- Rivan Nurmulki (Opposite)
- Fahri Septian (Outside hitter)
- Hendra Kurniawan (Middel blocker)
- Boy Arnez Arabi (Outside hitter)
- Beberapa pemain inti lainnya.
Kehadiran nama-nama besar ini membuat skuad terasa komplet. Rivan Nurmulki, sebagai opposite andalan, tetap menjadi motor serangan utama dalam mendulang poin.
Diharapkan, pemain baru menyuntikkan energi segar, sementara pemain senior memberikan stabilitas. Ini kombinasi ideal menghadapi Sea Games yang diprediksi ketat persaingan.
Meski program latihan tergolong padat dan berat, tak satu pun pemain mengeluh. Ini menjadi bukti keseriusan mereka untuk mempertahankan prestasi tertinggi.
Selama pemusatan latihan di Medan sebelum berangkat ke China, pemain sudah digembleng dengan program fisik tinggi. Setelah tiba di China, intensitasnya ditambah, terutama pada variasi taktik, kecepatan transisi, dan power serangan.
Tantangan Berat Menanti di Thailand
Meski optimis, Timnas Indonesia sadar bahwa jalan menuju quatrick medali emas tidak akan mudah. Thailand, sebagai tuan rumah, selalu menjadi rival utama. Bermain di depan dukungan publik sendiri membuat mereka bisa tampil lebih agresif dan ambisius.
Selain Thailand, ada Filipina dan Vietnam yang juga mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kedua negara itu memiliki beberapa pemain naturalisasi dan program latihan luar negeri yang tidak bisa diremehkan.
Namun Indonesia memiliki modal prestasi dan pengalaman bertanding. Tiga edisi emas sebelumnya menjadi bukti bahwa tim ini mampu tampil stabil di saat-saat menentukan.
Target mempertahankan medali emas bukan hanya keinginan pemain dan pelatih, tetapi juga mandat dari Federasi Bola Voli Indonesia. Federasi ingin Timnas terus menjaga dominasi di Asia Tenggara, sekaligus memperbaiki ranking dan reputasi voli Indonesia di tingkat Asia.
Para pemain pun menyadari tanggung jawab besar ini. “Kami semua bertekad mempertahankan emas. Ini bukan hanya soal prestasi, tetapi juga kebanggaan untuk Indonesia,” kata salah satu pemain senior.
Dengan persiapan matang, training camp ketat di China, serta kombinasi pemain baru dan pemain senior yang semakin padu, Indonesia datang ke Sea Games dengan semangat tinggi. Optimisme itu tetap harus dibarengi kewaspadaan terhadap kejutan dari negara-negara lain.
Namun satu hal yang pasti: Timnas Voli Putra Indonesia telah menunjukkan bahwa mereka siap berjuang habis-habisan demi kembali mengibarkan Merah Putih di podium tertinggi.
Ayo Garuda, kepakan sayap, bawa pulang medai emas ke Tanah Air. Voli putra Indonesia optimis wajudkan harapan tersebut.
(*)

Social Media