![]() |
Pengaruh dunia maya dan media sosial terhadap gaya hidup mahasiswa |
"kalau saya masuk ke kamar kosan teman, saya suka melihat alat kontrasepsi," katanya.
Bahkan ia, menginformasikan, ada temannya sebelum kuliah jebolan Pesantren. Seiring waktu, ia terjebak dalam pergaulan atau sek bebas.
“Dulu dia mondok di pesantren, rajin ibadah, tapi ketika masuk kuliah dan bergaul, saya melihat banyak hal-hal yang tidak seharusnya. Bahkan teman saya yang dulu juga jebolan pesantren ikut terbawa arus,” kata Boni menerangkan.
Menurutnya, ada kalangan mahasiswa yang menganggap sek bebas bisa menaikkan derajat sosial. Boni, pernah mencoba memberi nasehat kalau hal tersebut tidak baik, melanggar etika dan norma agama. Namun tanggapan yang ia terima justru bikin mengelus dada.
“Ngapain lu urus-urus gue. Hidup ini untuk happy-happy aja. Bodo amat sama agama dan etika,” ujar salah satu temannya sambil tertawa.
Meski begitu, Boni yakin bahwa mahasiswa seperti itu hanyalah sebagian kecil. “Saya yakin, mahasiswa Indonesia banyak yang berprestasi, elegan, dan membanggakan. Hanya saja, yang sedikit ini jangan sampai merusak citra generasi muda,” tegasnya.
Boni berharap pemerintah, sekolah, dan orang tua perlu memperkuat fondasi agama dan memfilter pengaruh media sosial agar generasi muda tidak mudah terjerumus.
Baca Juga : https://www.satuspirit.my.id/2025/08/%20%20perbedaan-media-massa-media-online-
Baca Juga : https://www.satuspirit.my.id/2025/09/mengenal-waktu-produktif-di-tengah-keterbatasan.html
(*)
Social Media