Hal ini dialami oleh Nina Apriani (nama samaran), seorang mamah muda dua anak yang kini harus menata kembali hidupnya setelah rumah tangganya hancur karena suaminya terjerat kecanduan judi online.
Sepuluh tahun pertama pernikahan mereka berjalan cukup bahagia. Sang suami dikenal pekerja keras, mapan, dan bertanggung jawab. Namun semuanya berubah sekitar tiga tahun lalu, saat suaminya mulai mengenal judi online dari teman-temannya.
Awalnya coba-coba katanya hanya iseng. Tapi lama-lama menjadi kebutuhan, bahkan candu.
“Awalnya saya pikir cuma main biasa, tapi ternyata tiap malam main terus, kadang sampai subuh. Lama-lama gajinya habis, tagihan datang, saya baru tahu ternyata dia hutang sampai ratusan juta,” ungkap Nina kepada redaksi.
Perlahan tapi pasti, ekonomi keluarga pun goyah.
Barang-barang berharga seperti motor, televisi, bahkan mesin cuci dijual oleh sang suami tanpa
“Saya malu, saya capek berbohong ke keluarga. Bahkan untuk makan, saya dibantu mertua saya,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Puncaknya, ketika Nina sadar bahwa suaminya tak bisa lagi diajak berubah, meski sudah diberi kesempatan berkali-kali.
Dengan hati hancur, dia memutuskan kabur bersama dua anaknya ke Bandung, ke rumah orang tua. Dia hanya membawa pakaian yang melekat di badan, meninggalkan seluruh harta benda yang tersisa.
Kini Nina berusaha memulai hidup baru.
Ia bekerja serabutan sambil mengurus anak-anaknya. Meski masih sering menangis saat mengingat masa lalunya, ia bertekad tidak akan menyerah.
Bagi Nina, yang terpenting adalah masa depan anak-anaknya agar tidak ikut terpuruk karena kesalahan orang tuanya.
“Saya tidak dendam, saya hanya ingin hidup tenang. Semoga suami saya sadar. Saya sudah ikhlas,” ucapnya lirih.
Pesan Inspiratif
Kisah Nina adalah potret nyata bahwa judi online bukan sekadar permainan melainkan bencana moral dan sosial. Kecanduan bukan hanya menghancurkan pelaku, tapi juga keluarga dan masa depan anak-anak.
Ustadz Hidayat al-Sawri, seorang pendakwah dari Bandung, menegaskan:
“Setiap rezeki yang datang dari jalan yang haram akan membawa kehancuran. Judi, termasuk judi online, adalah bentuk kebodohan modern yang menghapus berkah hidup.” tandasnya.
Kisah ini menjadi pengingat bagi siapa pun bahwa mengelola keinginan dan menahan ego lebih mulia daripada mempertaruhkan segalanya untuk kesenangan sesaat.
Baca Juga :
https://www.satuspirit.my.id/2025/09/cinta-anak-sma-era-90an-andi-sinta.html
(*)
Social Media