satuspirit.my.id - Pada awal tahun 1990-an hingga 1995, sebelum WhatsApp dan media sosial hadir, anak-anak remaja berkomunikasi lewat surat, tatap muka, atau perantara teman. Begitu juga dengan kisah cinta seorang anak SMA bernama Andi yang jatuh hati pada teman sekelasnya, Sinta.
Sebenarnya, tanda-tanda saling suka itu begitu jelas. Sinta sering memberi sinyal, seolah menunggu kepastian. Teman-teman pun tahu bahwa Andi menyimpan rasa. Namun, Andi tak pernah berani mengungkapkan.
Temannya, Dodi, bahkan sering menggoda dengan sindiran-sindiran pedas:
“Cawok apa kamu, Di? Kalau suka ya bilang! Jangan dipendem, bahaya loh dipendem bisa jerawatan!”ucapnya bercanda.
Meski diejek demikian, Andi tetap menahan perasaannya. Ia memilih diam, meski hatinya bergemuruh.
Terpisah Kelas, Bikin Andi tambah galau
Saat naik ke kelas tiga, Sinta ditempatkan di kelas G, sementara Andi di kelas H. Meski hanya terpisah dua kelas, jarak itu seolah memperlebar jurang. Tapi keduanya masih sering ngobrol, bahkan Andi sempat main ke rumah Sinta. Namun ketika di rumah semua percakapan tetap dtar dan tak istimewa, tak pernah sampai pada kalimat yang paling ditunggu: “Aku mencintaimu.”
seiring waktu, datanglah Romi, seorang pemuda jebolan kuliahan. Romi naksir Sinta dan dengan pede mengungkapkan cintanya pada Sinta. Awalnya, Sinta tidak menyukainya, tetapi karena kesal pada Andi yang tak kunjung berterus terang, akhirnya Sinta menerima cinta Romi.
Mendengar kabar itu, hati Andi kacau tak karuan. Penyesalan pun datang terlambat.
Pesan Inspirasi dari Kisah Ini
Kisah Andi dan Sinta mengajarkan bahwa cinta butuh keberanian. Diam hanya akan menyisakan penyesalan. Seorang laki-laki tidak hanya dituntut untuk mencintai, tetapi juga harus jujur, berani, dan gentleman dalam menyatakannya.
“Jangan biarkan rasa yang indah hanya jadi rahasia. Kadang satu kalimat sederhana bisa mengubah seluruh jalan cerita.”
Kisah ini juga menjadi pengingat bahwa keberanian bukan hanya soal cinta, tetapi juga dalam menghadapi tantangan hidup. Kesempatan tidak datang dua kali, dan yang ragu-ragu sering kali harus rela melihat orang lain mengambil tempatnya.
Baca Juga :
https://www.satuspirit.my.id/2025/09/kisah-kocak-iwan-suhaya-aksi-kelapa-muda.html
https://www.satuspirit.my.id/2025/09/putus-cinta-dan-depresi-pada-remaja.html
(*)
Social Media