![]() |
Ilustrasi kocak anak SMA era 80-an di Bandung Barat, seorang remaja panik di atas pohon kelapa karena disangka mencuri, sementara teman-temannya lari meninggalkannya. |
satuspirit.my.id - Masa SMA sering kali menyimpan banyak cerita seru yang tak terlupakan. Ada yang penuh tawa, ada juga yang penuh drama. Salah satunya datang dari kisah seorang remaja di era 80-an, sebut saja namanya Iwan Suhaya, yang terkenal nakal tapi selalu punya cara bikin suasana jadi kocak.
Begini kisahnya
Pada suatu hari di tahun 80-an, Iwan dan tiga orang sahabatnya memutuskan untuk bolos sekolah. “Ngapain belajar matematika, mendingan kita santai-santai aja,” celetuk salah satu temannya, Dani.
Iwan pun punya ide, mengajak ke kebun kelapa muda yang tempatnya tak jauh dari sekolah. Dengan penuh percaya diri, ia mengatakan kepada teman-temannya bahwa kebun tersebut adalah milik kakeknya. Mendengar itu, semua senang dan setuju berangkat.
Langkahnya pun penuh semangat karena akan menikmati kelapa muda. Sesampainya di kebun, mereka melihat pohon kelapa yang berbuah lebat. Dengan semangat, Iwan menyuruh temannya, Iki, untuk memanjat pohon.
“Tenang aja, ini kebun kakek saya,” kata Iwan mantap.
Tanpa ragu, Iki langsung naik. Satu per satu kelapa muda dijatuhkan ke bawah, membuat yang lain bersorak gembira.
Namun, saat Iki masih berada di atas pohon, Iwan tiba-tiba lari terbirit-birit sambil tertawa. Dani dan satu teman lainnya ikut kabur. Tinggallah Iki sendirian di atas pohon, kebingungan.
Tak lama kemudian, pemilik kebun asli datang dengan wajah marah.
“Hei, kamu ngapain nyuri kelapa saya! Turun cepat!” bentaknya.
Iki yang panik buru-buru turun sambil mencoba menjelaskan, “Katanya ini kebun kakeknya Iwan!”
Pemilik kebun semakin marah, sementara Iki hanya bisa diam, pasrah dengan situasi kocak sekaligus menegangkan itu.
Sesampainya di tempat kumpul, Iki yang baru saja lolos dari amarah pemilik kebun langsung marah besar kepada Iwan. Namun, bukannya merasa bersalah, Iwan malah tertawa terbahak-bahak bersama teman lainnya.
Cerita ini pun akhirnya jadi bahan ejekan dan candaan abadi di antara mereka hingga bertahun-tahun kemudian.
Meskipun terlihat hanya sebagai kenakalan remaja, kisah ini punya sisi inspiratif:
Masa SMA adalah masa penuh warna. Kadang nakal, tapi selalu meninggalkan cerita lucu untuk dikenang.
Persahabatan diuji dengan tawa dan konflik kecil. Walau sempat marah, pada akhirnya kejadian ini justru mempererat pertemanan mereka.
Kejujuran itu penting. Satu kebohongan kecil bisa bikin teman kerepotan.
“Ya namanya juga anak muda. Nakalnya kadang bikin kesal, tapi kalau diingat lagi justru jadi kenangan paling berharga,” ujar Iwan sambil terkekeh saat menceritakan kembali pengalaman itu.
Baca Juga :
https://www.satuspirit.my.id/2025/09/mengatasi-rasa-minder-dalam-pergaulan.html
https://www.satuspirit.my.id/2025/09/kisah-seorang-mahasiswa-sek-bebas.html
(*)
Social Media