![]() |
| Srikandi voli putri siap bertarung di Sea Games Thailand 2025 |
Timnas bola voli putri Indonesia terus mematangkan persiapan jelang SEA Games Thailand 2025 lewat training center di Medan. Skuad tahun ini mengusung kombinasi pemain senior seperti Megawati Hangestri, Ersandrina Devega, dan Mediol Yoku yang berpadu dengan mayoritas pemain muda jebolan Kejuaraan Dunia U21, termasuk Selomita Wongkar, Naysya Pratama, dan Pascal Mahuse.
Di bawah arahan pelatih Marcos Sugiyama, Indonesia optimistis menjaga tradisi podium sejak 2007, meski tantangan berat menanti dari Vietnam di fase grup. Pertandingan perdana melawan Malaysia menjadi ujian awal bagi skuad muda ini untuk menunjukkan kejutan dan performa terbaik di Thailand.
satuspirit.my.id - Menjelang helatan SEA Games Thailand 2025, Timnas Bola Voli Putri Indonesia tinggal menghitung hari sebelum naik gelanggang. Persiapan matang telah dilakukan oleh PBVSI, terutama melalui program training center (TC) di Medan. Latihan intensif ini dirancang untuk mendongkrak performa, membangun mentalitas juang, serta memperkuat chemistry antar pemain jelang laga-laga berat di Negeri Gajah Putih.
Indonesia sendiri bukan pendatang baru dalam persaingan voli putri Asia Tenggara. Sejak beberapa edisi terakhir, Merah Putih selalu berhasil naik podium, termasuk meraih medali perunggu pada SEA Games Kamboja 2023. Kini, targetnya tetap sama: kembali mengamankan medali dan bersaing ketat dengan negara-negara kuat seperti Vietnam dan Thailand.
Di bawah komando pelatih kepala Marcos Sugiyama, Timnas Putri tampil dengan komposisi yang berbeda dari turnamen-turnamen sebelumnya. Persilangan antara pemain senior berpengalaman dan pemain muda penuh potensi kini menjadi senjata utama Indonesia dalam menatap turnamen yang sangat kompetitif ini.
Pelatih Marcos Sugiyama membawa skuad dengan komposisi unik: sekitar 80% pemain adalah pemain muda, sementara sisanya merupakan pemain senior yang sudah kenyang pengalaman di level internasional. Perpaduan ini menciptakan dinamika baru yang menjanjikan sekaligus menjadi eksperimen berani untuk masa depan voli putri Indonesia.
- Megawati Hangestri Pertiwi – opposite utama Indonesia, ikon voli putri yang kini mendunia. Pengalaman di Korea Selatan dan Turki membuat sosok Megawati menjadi tumpuan serangan paling berbahaya.
- Ersandrina Devega – salah satu pemain serbaguna yang memiliki kemampuan stabil dalam pertahanan dan spike terukurnya..
- Mediol Yoku – outside hitter senior yang sudah lama memperkuat timnas dengan kemampuan blok yang disiplin.
- Yolana Pangestika – setter berpengalaman yang kerap tampil solid di berbagai kompetisi internasional.
Kehadiran para senior ini bukan hanya untuk menambal kekuatan, tetapi juga menjadi mentor bagi pemain-pemain muda agar adaptasi mereka lebih cepat di panggung SEA Games.
Pemain Muda: Energi Baru yang Siap Mengguncang Asia Tenggara
Mayoritas pemain yang dibawa kali ini merupakan generasi baru voli putri Indonesia hasil perkembangan pembinaan berjenjang mulai dari U18, ASEAN Youth Games, hingga Kejuaraan Dunia U21.
Nama-nama yang masuk skuad muda antara lain:
- Selomita Wongkar
- Naisya Pratama
- Chelsea Berliana
- Maradanti Namira
- Pascal Mahuze
- Dan beberapa pemain lainnya yang sebelumnya tampil impresif di Kejuaraan Dunia U21 di Surabaya.
Fakta menarik dicatat oleh Volley Trails, media Philipina yang menyoroti perpaduan skuad Indonesia. Mereka menulis bahwa 6 pemain Timnas SEA Games 2025 merupakan jebolan Kejuaraan Dunia U21, menunjukkan bahwa Indonesia serius melakukan regenerasi.
Para pemain muda ini dikenal memiliki karakter kuat, agresif, energik, dan tidak gentar menghadapi lawan-lawan besar. Prestasi mereka, termasuk medali perak ASEAN Youth Games 2021 di Bahrain, menjadi bukti bahwa generasi baru ini punya potensi besar.
Tantangan Berat di Grup B: Malaysia, Myanmar, Vietnam
Indonesia berada di Grup B bersama tiga negara:
- Malaysia
- Myanmar
- Vietnam
Laga pertama akan mempertemukan Indonesia dengan Malaysia, yang bisa menjadi ujian awal untuk mengukur kedalaman skuad. Meski bukan lawan terkuat, Malaysia sering tampil mengejutkan jika lengah.
Namun yang menjadi perhatian utama adalah Vietnam, tim yang dalam beberapa edisi SEA Games dan kejuaraan international kerap menjadi batu sandungan bagi Indonesia. Vietnam memiliki sistem permainan stabil, cepat, dan disiplin, terlebih setelah beberapa kali mengikuti turnamen internasional.
Sementara Myanmar tetap menjadi tim yang tidak bisa diremehkan karena selalu tampil penuh determinasi.
Tugas berat menanti Marcos Sugiyama, terutama karena ia harus mampu meramu pemain senior dan junior menjadi satu kesatuan yang padu. Keberhasilan membangun chemistry dalam waktu singkat akan menjadi kunci permainan Indonesia di SEA Games kali ini.
Marcos tak hanya dituntut mengulang capaian medali perunggu, tetapi juga membawa Indonesia melangkah lebih tinggi. Timnas memiliki rekor selalu finis di podium sejak 2007, dan catatan itu ingin terus diperpanjang.
Federasi dan pecinta voli nasional berharap hadirnya generasi baru plus bimbingan para senior bisa menjadi terobosan untuk meningkatkan kualitas permainan secara menyeluruh terutama di sektor pertahanan dan konsistensi serangan yang selama ini menjadi catatan.
Harapan Besar: Perubahan Wajah Tim dan Semangat Baru untuk Podium Asia Tenggara
Dengan komposisi pemain yang segar, muda, penuh energi, serta dukungan pemain senior yang telah matang di berbagai kompetisi dunia, Indonesia datang ke Thailand dengan tekad kuat.
Megawati yang kembali menjadi pusat serangan, ditopang oleh Mediol Yoku, Ersandrina Devega, serta kreativitas pemain muda seperti Selomita Wongkar dan Pascal Mahuse, diharapkan mampu menghasilkan permainan yang lebih agresif dan variatif.
SEA Games 2025 akan menjadi panggung pembuktian:
Apakah generasi baru ini mampu mendobrak dominasi Vietnam dan Thailand?
Apakah Indonesia bisa memperbaiki pencapaian medali sebelumnya?
Yang jelas, semangat dan optimisme tidak pernah padam di tubuh Timnas Putri Indonesia. Publik voli tanah air menaruh harapan tinggi agar tim ini mampu tampil maksimal dan memberikan kebanggaan.


Social Media